Beberapa hari terakhir ini saya sedang giat stalking seorang blogger/vlogger asal Miami bernama Gemary [link], dan menemukan satu bagian yang–menurut saya–paling menarik dari keseluruhan kontennya, yaitu tentang kesehariannya. Di dalam blog-nya, ia memberi judul section ini dengan nama Friday Five. Setelah merasa terinspirasi dan menghabiskan beberapa jam untuk memikirkan judul yang pas, akhirnya saya memutuskan untuk menulis draft sejenis dengan nama Catatan Sepekan.
Tentunya catatan ini akan berisi hal-hal menarik–atau tidak menarik–yang terjadi dalam keseharian saya selama seminggu terakhir. Dimulai dari minggu ini, minggu pertama saya kembali pada aktivitas rutin setelah sebulan melewati Ramadan dan kurang lebih seminggu menjalani libur Lebaran.
Setengah ‘Liburan Mode‘
Berhubung beberapa murid privat yoga saya masih berlibur dan mengakibatkan waktu keseharian saya masih cukup lowong, seminggu terakhir ini saya memilih untuk mulai membiasakan diri saya kembali ke rutinitas training. Selama Bulan Ramadan, saya memang sedikit ‘melonggarkan’ rutinitas olah raga, terutama dari segi intensitasnya. Sekarang, setelah melewati Lebaran, saya pun harus mengembalikan tubuh saya ke intensitas latihan yang seharusnya. Tentunya tidak secara langsung, tapi melalui proses yang perlahan-tapi-mudah-mudahan-pasti.
Harus saya akui bahwa salah satu yang cukup menantang adalah mengubah ‘jam tubuh’. Selama berpuasa sebulan kemarin, saya membiasakan diri berlari di sore hari menjelang berbuka. Alasan utamanya adalah supaya saya bisa langsung merehidrasi tubuh setelah banyak mengeluarkan keringat. Sekarang, saya harus kembali membiasakan diri saya untuk berlari di pagi hari.
Selain karena saya sudah mendaftarkan diri dalam sebuah race yang akan berlangsung di pagi hari, saya memang lebih banyak memiliki waktu luang untuk berlari saat pagi. Biasanya ada saja urusan rumah tangga atau pekerjaan yang harus diselesaikan di sore hari. Kendalanya, di pagi hari pergerakan saya relatif lamban karena ‘ritual’ saya memang agak panjang 😦
Kado?
Beberapa hari yang lalu, saat hendak membangunkan suami, saya tidak sengaja melihat notifikasi e-mail masuk di layar ponselnya. Kalau kamu membaca novel The Girl on the Train, mungkin kamu berpikir bahwa kejadian ini adalah prolog dari sebuah bencana. Tapi untungnya, tidak begitu untuk saya.
Bukannya menemukan hal-hal berbau skandal, saya malah menemukan e-mail dari Tokopedia yang berisi notifikasi bahwa pesanan Amazfit Bip-nya sudah dikirimkan. Berhubung suami saya tidak pernah tertarik dengan gadget berbau olah raga dan hari ulang tahun saya sudah semakin dekat, maka saya pun langsung tahu bahwa dia memesan produk itu untuk saya 😆 Untuk yang tidak mengetahui apa itu Amazfit Bip, inilah bendanya:
Kalau dihitung-hitung, ini sepertinya sudah kali ketiga suami menghadiahi saya sebuah sportswatch. Entah mengapa, hubungan saya dengan sportswatch tidak pernah selanggeng yang saya inginkan. Karena itulah saya tidak lagi berselera memiliki sportswatch bonafid yang berharga mahal. Mudah-mudahan Amazfit Bip yang murah meriah ini bisa menjadi sportswatch pertama yang awet saya pakai sampai bertahun-tahun. Aamiin.
By the way, ini juga adalah keduakalinya suami saya gagal memberi kejutan untuk ulang tahun saya 😆 Tahun lalu, dia berniat membelikan saya kue ulang tahun untuk menyambut saya setelah menyelesaikan birthday bike ride keliling Bandung. Tapi ternyata, saya sudah terlanjur finish sebelum dia berangkat ke toko kue.
Mudah-mudahan tahun depan dia tidak putus asa untuk kembali mencoba ya 😆
Outerwear ‘Baru’
Berhubung saya adalah orang yang males ribet, outerwear berukuran panjang adalah andalan saya untuk sehari-hari. Di balik outerwear itulah biasanya saya mengenakan satu setel pakaian yoga dan legging. Set pakaian ini cukup praktis untuk mengajar yoga dan tidak merepotkan, karena saya jadi tidak harus membawa-bawa pakaian ganti di dalam tas. Bawaan saya pun jadi lebih ringkas dan saya bisa tetap nyaman jika harus melakukan kegiatan lain sebelum/sesudah mengajar yoga.
Ketika membuka lemari pakaian hari Kamis kemarin, saya menemukan sebuah kaftan kasual berbahan kaos yang saya beli menjelang Lebaran tahun 2016. Saat itu, saya meminang kaftan berlengan pendek tersebut tanpa pikir panjang dan tanpa ada bayangan samasekali bahwa beberapa bulan kemudian saya akan memutuskan untuk berhijab.
Setelah berhijab, kaftan tersebut pun langsung terkucilkan di dalam lemari. Sampai ketika saya mencoba mengenakannya sebagai outerwear untuk mengajar dan ternyata.. nyamaaann sekali. Tidak heran sih, karena bahan kaosnya memang adem dan potongannya juga santai meskipun tetap cantik. Mungkin sedikit kurang panjang, tapi menurut saya tetap bisa dipakai dengan nyaman.
Alhamdulillah, rasanya nyaris seperti punya baju baru 😆
Begitulah kurang lebih berlalunya seminggu kemarin untuk saya. Mudah-mudahan kamu pun mengalami minggu yang menyenangkan 🙂 Mudah-mudahan saya pun akan tetap rutin berbagi cerita dalam catatan pekan-pekan selanjutnya. Aamiin-kan, netijen!
Namasté 🙂
Dyah Synta