Memulai Bullet Journal

Bulan Februari adalah bulan yang istimewa untuk saya. Entah karena alasan apa, saya banyak memulai hal baru yang kemudian berkembang menjadi hal baik dalam hidup saya di bulan yang katanya penuh kasih sayang ini. Selain pertama kali memutuskan untuk berhijab di tanggal yang–ternyata–berbarengan dengan peringatan International Hijab Day [link], di bulan ini saya juga ‘memperingati’ pertama kalinya saya mengajar yoga, dan hari pertama saya memulai bullet journaling.

Kebetulan, tahun ini saya juga memulai bullet journal di buku yang baru tepat di awal Bulan Februari. Berhubung saya sendiri baru menyelesaikan set up awal untuk notebook yang akan saya gunakan selama paling tidak 6-8 bulan ke depan, dalam post kali ini saya ingin menceritakan apa dan bagaimana cara untuk memulai bullet journaling. Sebenarnya sih, artikel dan video bertema ‘how to start bullet journaling’ sudah banyak sekali bertebaran di jagad dunia maya. Jadi, kali ini saya hanya akan menceritakan bagaimana saya mengawali bullet journaling dengan cara saya sendiri saja, ya. Tolong jangan kaget kalau beberapa hal mungkin agak berbeda dengan pakem yang diterapkan oleh Ryder Carroll, hehe.

Untuk yang masih benar-benar awam tentang bullet journal atau bujo, silakan dimulai dari membuka bulletjournal.com [link] atau menyimak video penjelasan dari sang penciptanya [link].

Alat dan Bahan

Perlengkapan saya dalam ber-bullet journal
  • Buku Tulis

Tentu yang pertama harus disiapkan untuk ber-bullet journal adalah media menulisnya, alias sebuah notebook. Banyak dan sering sekali terjadi kekeliruan yang mengira bullet journal adalah satu merk atau jenis buku tulis/agenda. Jadi, sebelum ada yang kembali mengeluarkan pertanyaan sejenis ‘Di mana ya saya bisa beli bullet journal?’ saya jelaskan dulu saja, ya:

Bullet journal itu adalah nama sistem planning/organizing yang digunakan dan bukan jenis buku/agenda tertentu.

Buku tulis yang digunakan untuk menerapkan sistem bullet journal ini pun bebas. Saya pribadi agak malas mengeluarkan dana besar untuk sebuah notebook, apalagi karena saya tahu usia penggunaannya tidak akan sampai satu tahun. Jadi, saya mengakalinya dengan membeli notebook biasa yang kualitas kertasnya baik, dan menempatkannya di dalam cover yang cukup tahan banting, awet, dan terlihat manis.

Notebook atau buku tulis yang menjadi pilihan saya adalah Muji Easy Open ukuran A5 dengan kertas dot grid (Rp 89.000,00–bisa diperoleh di toko-toko Muji). Pilihan lain yang juga banyak digunakan adalah notebook dari merk Leuchtturm1917, Moleskine, atau Scribbles That Matter–yang harga-harganya jauh lebih mahal daripada notebook Muji saya. Tapi pada dasarnya, buku tulis Sinar Dunia atau Kiky pun bisa digunakan untuk ber-bullet journal, asalkan sesuai dengan keperluan. Bujo pertama saya sendiri saya buat di dalam sebuah notebook gratis yang saya dapat dari souvenir kawinan.

Tips berdasarkan pengalaman saya hanya ini: kalau berniat menggarap estetika bujo secara agak ‘niat’, lebih baik memilih buku tulis yang berhalaman dot grid/dottedsquared, atau mungkin juga blank. Karena notebook jenis ini relatif lebih fleksibel untuk diutak-atik. Tapi kalo bujo-mu hanya digunakan secara fungsional, silakan pilih sesuai selera saja.

Tapi lagi-lagi, tidak ada yang salah juga kalau mau membuat bujo yang tergarap serius secara estetis di dalam notebook yang ruled/bergaris. Karena prinsip paling dasar dari ber-bullet journal adalah: make it yours!

  • Alat Tulis

Lagi-lagi, pemilihan alat tulis bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan selera. Tapi pada dasarnya, hanya dengan satu bolpen pun siapapun bisa memulai bujo-nya.

Saya sendiri saat ini jadi banyak mengkoleksi alat tulis berwarna abu-abu dan hitam karena sudah memutuskan bahwa bujo saya tidak akan banyak menggunakan warna untuk keperluan dekoratif. Warna selain hitam dan abu-abu hanya saya gunakan sebagai color coding, dan ini bisa dengan mudah saya terapkan dengan menggunakan multipen.

Sebagai referensi saja, berikut adalah beberapa jenis alat tulis yang saya gunakan ketika mengisi bujo saya. Tentu saja ini saya sesuaikan dengan kebutuhan sendiri, jadi kamu pun bisa menyesuaikan dengan seleramu:

  • Multipen (untuk mengisi entry dalam bujo dengan menggunakan color code)

Sakura Ballsign 4*1 dan Zebra Hana 4C

  • Brush pen (untuk menulis judul spread dengan style hand lettering)

Tombow Fudenosuke Hard Tip, Pentel Touch (gray), Artline Supreme Brush Marker, Tombow ABT Dual Brush Pen (N55 dan N65)

  • Fineliners (untuk dekorasi bujo dengan gambar atau grafis)

Muji Gel Pen size 0.38 (black), Sakura Pigma Micron black (size 003, 02, 05, 08, dan PN), Artline Stix (gray), Tombow Playcolor (black)

  • Gel pen dekoratif (untuk dekorasi bujo dengan lebih ‘niat’)

Sakura Gelly Roll (white silver), Artline Softline 1900 (silver)

Untuk penampakan lebih detail setiap produk beserta harganya, silakan Googling sendiri, ya 🙂

[Next Page: Bagaimana Cara Mengisi dan Menulisi Bullet Journal?]

 

 

7 Comments

  1. Bagus banget Bujo-nya Mbak. Rapi.. kalau saya masih bertahan sama agenda 6 bulanan yang ada monthly planner, sama weekly plannernya (di halaman weekly ada juga catatan per hari).

    Like

  2. Samaaa aku juga pengguna TOMBOW dual brush & fudenosuke. Belum sampe bikin bujo tapinya, hehehe… Share foto2 bullet journalnya lagi please. Nyeni banget dan inspiratif. 🙂

    Like

    1. Wah terima kasih banyak atas apresiasinya 🙏 foto-foto bujo-ku yang lebih up to date bisa dilihat di instagram.com/monokromajic ☺️ mudah-mudahan bisa segera sharing lebih banyak lagi di sini yaa

      Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s