Yoga Wheel Workshop dengan Robert Chris Lee

Awal Februari kemarin–tepatnya pada hari Sabtu tanggal 4 Februari–saya berkesempatan mengikuti Yoga Wheel Workshop yang dibawakan oleh seorang pengajar yoga asal Surabaya, Robert Chris Lee (@robertchrislee). Yoga wheel sendiri adalah sebuah props atau alat bantu beryoga yang berbentuk menyerupai roda. Dan sebagaimana halnya props yoga lainnya, yoga wheel biasanya dimanfaatkan untuk menambah opsi ketika melakukan asana–baik opsi yang lebih mudah untuk dilakukan, maupun yang lebih menantang. Untuk pengajar yoga seperti saya, wawasan tentang aplikasi penggunaan props selalu bermanfaat. Selain untuk menambah variasi latihan, bisa juga untuk membuat murid lebih mudah memahami suatu asana.

Informasi lebih detail mengenai yoga wheel dapat dibaca lebih lanjut di sini: [link]

Workshop diselenggarakan di studio Yoga Heart (@yogaheartcorner) yang bertempat di daerah Cicendo, Bandung, dan dimulai pada pukul 07:30 WIB. Karena workshop ini dibuka untuk semua level atau tingkatan praktisi, maka tidak ada syarat khusus bagi peserta yang ingin mengikutinya. Workshop terbagi dalam dua sesi, yaitu pagi (07:30 – makan siang) dan siang (14:00 – selesai). Sepanjang workshop berlangsung, Robert Chris Lee ditemani oleh Siok Ah yang membantu melakukan beberapa adjustment, dan Mas Joko yang merupakan model rangka tubuh manusia dalam skala mini.

Robert Chris Lee membuka workshop dengan memperkenalkan dua istilah yang khas dalam yoga: vayu dan bandha. Keduanya adalah istilah yang sering diterapkan oleh praktisi yoga yang melakukan pendekatan secara energetical. Saya sendiri jarang menggunakan dua istilah ini ketika mengajar, tapi untungnya masih sering menerapkannya dalam personal practice saya sehari-hari, jadi masih bisa nyambung :p Selain vayu dan bandha, di awal workshop kami juga diajari teknik piking yang membuat beberapa asana bisa menjadi lebih greget.

Robert Chris Lee menjelaskan tentang Yoga Wheel Foundation, vayu, dan bandha

Setelah itu, kami mulai ‘membedah’ asana satu per satu dengan bantuan wheel–dimulai dari asana yang paling familiar sampai ke asana yang lebih menantang. Beberapa kategori pose yang kami ‘bedah’ di sesi pertama antara lain hip opening dan core exercise. Kami juga diajarkan untuk mengimplementasi yoga wheel dalam beberapa asana Yin Yoga.

Sesi pertama berakhir dengan break makan siang selama kurang lebih 1.5 jam. Setelah itu, kami kembali ‘membedah’ asana-asana. Kali ini, kami mulai memasuki kategori yang lebih menantang: backbend, arm balancing, dan inversion. Di akhir sesi, kami juga ‘mencicipi’ satu flow yang dilakukan dengan bantuan yoga wheel.

Dan hari itu saya berhasil melakukan variasi dari Ganda Bherundasana alias chinstand yang menggabungkan backbending, inversion, dan arm balancing sekaligus. Hore!

//platform.instagram.com/en_US/embeds.js

Seperti halnya kelas yoga, workshop kali ini pun banyak membawakan saya pengalaman, pengetahuan, dan teman-teman baru. Dalam workshop kali ini, saya merasakan betul bagaimana keberadaan props ini dapat berperan besar dalam practice seseorang. Mulanya, saya beranggapan bahwa yoga wheel hanya dapat berperan sebagai alat bantu untuk memperdalam backbend. Tapi setelah mencoba melakukan berbagai jenis asana dengan yoga wheel, saya jadi mengetahui bahwa yoga wheel dapat sangat membantu untuk memperkuat core dan melatih keseimbangan–dua hal yang selalu ingin saya tingkatkan dalam latihan pribadi saya sehari-hari. Robert Chris Lee bahkan juga sempat memperagakan bagaimana yoga wheel dapat membantu para penderita skoliosis (!).

Tentunya workshop ini hanya akan menjadi satu titik permulaan yang memperkenalkan saya pada penggunaan yoga wheel. Masih banyak waktu yang harus saya habiskan dengannya supaya dapat menyatukan feel dari tubuh saya dengan props baru ini. Yang jelas, saya percaya bahwa practice makes progress. Hal ini terbukti juga hari itu, karena beberapa asana yang awalnya selalu membuat saya menjatuhkan atau menggelindingkan yoga wheel, dapat saya lakukan tanpa menjatuhkan apa-apa pada sesi flowing di akhir workshop. Yay!

Mas Joko ikut foto bersama 😀

Tidak sabar rasanya untuk segera berbagi tentang ilmu baru saya ini. Mudah-mudahan ilmu ini dapat bermanfaat juga untuk orang lain, ya 🙂

Terima kasih atas ilmu dan waktunya, Robert & Yoga Heart!

 

Namasté 🙂

 

PS: Foto-foto diambil dari dokumentasi Yoga Wheel Workshop di Facebook Robert Chris Lee [link].

 

1minggu1 cerita

6 Comments

  1. Tampaknya yoga wheel sangat membantu bagi yang baru mau belajar yoga ya..? DI cianjur ada1 klub yoga, tapi belum pernah nyoba. AKu rada-rada keder, dan minder karena badan aku skinny dan kararaku.

    Like

    1. Sama seperti props yoga lainnya, yoga wheel bisa mempermudah yoga untuk pemula, tapi juga bisa meningkatkan level kesulitan bagi praktisi yang sudah advance 🙂 Yuk, coba beryoga.

      Like

Leave a comment